Kesiapsiagaan bencana adalah langkah krusial yang sering kali menentukan tingkat dampak sebuah musibah. Indonesia, sebagai negara yang rawan bencana alam, sangat membutuhkan kesadaran dan tindakan nyata dalam hal ini. Palang Merah Indonesia (PMI) telah lama menjadi garda terdepan dalam mengedukasi dan melatih masyarakat mengenai pentingnya kesiapsiagaan bencana. Pengalaman menunjukkan bahwa komunitas yang memiliki tingkat kesiapsiagaan tinggi cenderung memiliki kerugian jiwa dan materi yang jauh lebih sedikit saat bencana melanda. Ini bukan hanya tentang respons cepat, tetapi juga tentang pembangunan kapasitas masyarakat untuk menghadapi segala kemungkinan.
PMI secara aktif menjalankan berbagai program kesiapsiagaan bencana di seluruh pelosok negeri. Salah satunya adalah program pengurangan risiko bencana (PRB) berbasis komunitas, di mana relawan PMI bekerja sama dengan warga setempat untuk mengidentifikasi potensi bahaya, menyusun rencana evakuasi, dan melatih simulasi bencana. Sebagai contoh, pada Januari 2025, PMI Kabupaten Garut mengadakan pelatihan gempa bumi dan tsunami di daerah pesisir Pangandaran, melibatkan 300 warga dan 50 siswa SMA. Pelatihan ini dilengkapi dengan pembentukan tim siaga bencana desa dan pemasangan rambu evakuasi, yang didukung penuh oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat dan aparat kepolisian sektor.
Pentingnya kesiapsiagaan bencana juga tercermin dari upaya PMI dalam menyalurkan bantuan logistik secara pre-posisi. Artinya, PMI telah menempatkan stok bantuan dasar seperti tenda, selimut, makanan siap saji, dan peralatan medis di gudang-gudang strategis di daerah rawan bencana, jauh sebelum musibah itu terjadi. Hal ini memungkinkan respons yang lebih cepat dan efisien ketika bencana menerjang, meminimalisir waktu tunggu bantuan krusial. Pada akhir tahun 2024, PMI telah memiliki lebih dari 150 gudang regional dan lokal yang siap digunakan. Melalui pengalaman panjangnya, PMI terus membuktikan bahwa investasi dalam kesiapsiagaan adalah investasi terbaik untuk menyelamatkan nyawa dan mengurangi kerugian. Ini adalah langkah proaktif yang harus terus digalakkan untuk menciptakan masyarakat Indonesia yang lebih tangguh dan berdaya dalam menghadapi ancaman bencana.
