Perjuangan Melawan Infeksi: PMI Memastikan Sanitasi dan Layanan Kesehatan Preventif di Pengungsian

Pasca-bencana, tantangan terbesar bagi Palang Merah Indonesia (PMI) bukanlah sekadar mengobati luka fisik, melainkan juga memadamkan potensi “bom waktu” kesehatan yang tersembunyi, yaitu infeksi dan penyakit menular. Perjuangan Melawan Infeksi di lokasi pengungsian adalah prioritas utama, sebab kondisi sanitasi yang buruk, kepadatan hunian, dan terbatasnya akses air bersih sering kali memicu krisis kesehatan sekunder yang dampaknya bisa lebih mematikan daripada bencana itu sendiri. Oleh karena itu, PMI tidak hanya fokus pada layanan medis kuratif melalui Pos Kesehatan Darurat, tetapi juga mengedepankan Layanan Water, Sanitation, and Hygiene (WASH) serta promosi kesehatan preventif.

Mekanisme Perjuangan Melawan Infeksi yang diterapkan oleh PMI melibatkan sinergi antara Tim Medis Lapangan dan Tim WASH yang bergerak cepat di area pengungsian. Pada hari ketiga pasca-gempa besar di wilayah Nusa Tenggara Barat pada pertengahan tahun 2018, Tim PMI telah mengaktifkan klaster WASH di 10 titik pengungsian utama. Fokus utamanya adalah penyediaan air bersih yang terjamin dan fasilitas sanitasi yang layak. PMI memiliki armada mobil tangki air dan peralatan pengolahan air canggih, seperti Water Treatment Plant (WTP) dan unit Reverse Osmosis (RO), yang mampu menyulap air permukaan atau air baku menjadi air bersih, bahkan air siap minum. Sebagai contoh, di salah satu lokasi pengungsian di Lombok Utara, Tim WASH PMI berhasil memproduksi dan mendistribusikan hingga 30.000 liter air bersih per hari dalam minggu pertama operasi, yang didistribusikan melalui 5 tendon penampungan air berkapasitas total 10.000 liter.

Selain air, sanitasi menjadi garis pertahanan kedua. PMI memastikan setiap titik pengungsian memenuhi standar minimal rasio jamban per pengungsi untuk mencegah kontaminasi lingkungan. Standar kemanusiaan yang diterapkan PMI mengacu pada panduan internasional, yang salah satunya berupaya menyediakan 1 unit Mobile Toilet atau MCK darurat untuk setiap 20 jiwa. Relawan PMI secara sistematis membangun sarana Mandi, Cuci, Kakus (MCK) darurat yang dilengkapi dengan saluran pembuangan limbah yang terpisah dari sumber air. Ini adalah bagian integral dari Perjuangan Melawan Infeksi yang bertujuan untuk memutus rantai penularan penyakit berbasis air dan feses, seperti diare dan kolera, yang rentan menjangkit kelompok usia rentan, terutama balita dan lansia.

Layanan kesehatan preventif PMI juga diperkuat dengan Promosi Kesehatan (Promkes). Relawan kesehatan PMI secara rutin, minimal dua kali sehari pada jam sibuk pengungsian (pagi dan sore), melakukan edukasi tentang Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dan kebersihan diri. Distribusi Hygiene Kits, yang berisi sabun, sikat gigi, handuk, dan perlengkapan wanita, menjadi prioritas untuk memastikan kebersihan pribadi pengungsi terjaga. Pada bulan Januari 2023, pasca banjir di salah satu provinsi di Sumatera, Pos Kesehatan PMI mencatat lonjakan kasus infeksi kulit dan ISPA mencapai 40% dari total kunjungan. Respon PMI, yang merupakan Perjuangan Melawan Infeksi berkelanjutan, dilakukan dengan memperbanyak stok obat-obatan anti-alergi dan anti-infeksi, serta mengeluarkan himbauan wajib masker di area tenda komunal. Melalui pendekatan holistik ini, PMI berkomitmen untuk tidak hanya mengobati sakit, tetapi juga menciptakan lingkungan pengungsian yang sehat dan bermartabat, mengubah zona risiko tinggi penyakit menjadi area yang terkontrol.

Posted in PMI