Ancaman Kedua: Mengatasi Peningkatan Kasus Penyakit Pascabencana dengan Bantuan Medis PMI
Setelah guncangan dan kerusakan awal akibat bencana alam, masyarakat yang terdampak seringkali dihadapkan pada ancaman kesehatan sekunder yang serius. Ancaman ini berupa lonjakan kasus penyakit menular, yang dipicu oleh sanitasi yang buruk, kepadatan pengungsian, dan ketersediaan air bersih yang terbatas. Mengatasi Peningkatan Kasus Penyakit pascabencana menjadi prioritas utama bagi Palang Merah Indonesia (PMI) begitu fase tanggap darurat selesai. Peran tim medis PMI sangat krusial dalam pencegahan, deteksi cepat, dan penanganan wabah yang berpotensi terjadi. Keberhasilan dalam Mengatasi Peningkatan Kasus Penyakit ini menjadi penentu utama dalam menyelamatkan nyawa dan menjaga martabat korban selama masa pemulihan. Mengatasi Peningkatan Kasus Penyakit membutuhkan kolaborasi multi-sektoral yang cepat dan terkoordinasi.
Penyebab Lonjakan Kasus dan Jendela Waktu Kritis
Peningkatan kasus penyakit infeksi pascabencana bukan terjadi secara acak. Kondisi lingkungan pengungsian menciptakan breeding ground ideal bagi bakteri dan virus:
- Sanitasi Lumpuh: Kerusakan jaringan pipa dan fasilitas MCK (Mandi, Cuci, Kakus) menyebabkan kontaminasi sumber air dan lingkungan.
- Kepadatan Penduduk: Tempat penampungan yang padat memfasilitasi penularan penyakit pernapasan (ISPA) dan penyakit kulit (skabies).
Waktu yang paling kritis untuk kemunculan wabah biasanya berkisar antara dua hingga empat minggu setelah bencana, dengan penyakit bawaan air (seperti diare dan tifus) menjadi fokus utama.
Strategi Respon Medis PMI di Posko
PMI menerapkan protokol respons cepat di Posko Kesehatan untuk memitigasi risiko wabah:
- Surveilans Aktif: Tim PMI melakukan surveilans kesehatan harian. Setiap pagi, petugas kesehatan PMI diwajibkan mencatat dan melaporkan jumlah kasus baru diare, demam, dan ISPA. Peningkatan kasus di atas ambang batas (misalnya, lebih dari 5 kasus diare per hari di satu posko) segera dilaporkan ke Koordinator Kesehatan Lapangan (KKL) PMI untuk dianalisis dan ditindaklanjuti.
- Zona Isolasi Dini: Posko PMI menyediakan area isolasi sederhana, biasanya berupa satu atau dua tenda terpisah, untuk menampung pasien dengan gejala penyakit menular yang jelas sebelum dirujuk ke rumah sakit. Hal ini mencegah penularan ke pengungsi lain.
- Penyediaan Obat Spesifik: PMI memastikan stok obat esensial, terutama antibiotik untuk infeksi bakteri dan Oral Rehydration Salts (ORS) untuk kasus dehidrasi berat akibat diare, tersedia dalam jumlah memadai, cukup untuk melayani populasi hingga 1.000 jiwa selama setidaknya satu bulan.
Keterlibatan Promosi Kesehatan
Selain pengobatan, Mengatasi Peningkatan Kasus Penyakit secara permanen membutuhkan perubahan perilaku. Tim PMI secara konsisten memberikan edukasi Hygiene (kebersihan diri) dan Sanitasi (kebersihan lingkungan), menekankan pentingnya mencuci tangan dengan sabun dan menggunakan MCK yang disediakan, bukan buang air di sembarang tempat.
